Tentang Sang Guru

Sang Guru Merupakan Penerang dalam Kegelapan, Guru Merupakan Cahaya Ilmu yang keberadaannya memberikan kesejukan dalam hati, Guru selalu membawa inspirasi bagi para pencari ilmu, Guru memiliki jasa yang tinggi dalam proses perkembangan dan kemajuan suatu Bangsa.

Sang Guru segala perilakunya menjadi panutan, segala perilakunya menjadi sorotan, menjadi seorang guru merupakan tanggung jawab yang sangat mulia karena membekali anak Bangsa dan masa depan dengan ilmu yang tiada ternilai harganya.

Sang Guru harus dapat membawa perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung, Guru harus mempunyai kompetensi sebagai pendidik. Guru harus menjadi mitra bagi anak didik, serta menjadi pembimbing yang baik.

Guru harus bersabar dalam menghadapi tantangan hidup, baik tantangan pekerjaan sebagai guru maupun tantangan dalam  mendidik. Guru harus bersabar dalam menjalani tugasnya meskipun hanya sedikit yang didapat, guru harus tangguh meski badai peraturan selalu menerpa, guru tak mudah putus asa meski lanjut usia tak mendapat apa-apa.

Kedisiplinan, Keyakinan, Kesabaran, serta Keikhlasan akan membawa Sang Guru Menjadi Guru Sejati. Janganlah menangis Sang Guru Ketika kau belum mendapat yang kau inginkan, Janganlah bersedih Sang Guru ketika kau diabaikan meski jerih payahmu telah kau berikan, Jangan iri Sang Guru ketika yang lain telah mendapat jaminan dari pemerintah, tapi kau masih guru yang berbakti.

Jadilah kau Sang Guru nomer satu, bagi dirimu sendiri. Ikhlas Bakti Bina Bangsa

Berita Kemdikbud : Galeri Nasional Indonesia


Jakarta, Kemdikbud --- Berdirinya Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan salah satu upaya pembangunan Wisma Seni Nasional atau Pusat pengembangan Kebudayaan Nasional yang telah di rintis sejak tahun 1960-an. Melalui prakarsa Dirjen Kebudayaan pada waktu itu, Edi Sedyawati, di perjuangkan pendirian GNI pada tahun 1995. Pada tahun 1998 pendirian GNI telah disetujui melalui surat persetujuan Menko Pengawasan Pembangunan dan pendayagunaan Aparatur Negara No.34/MK/WASPAN/1998, kemudian ditetapkan melalui Kepmendikbud No.099a/0/1998 dan diresmikan operasional pada tanggal 8 Mei 1999 oleh Mendikbud, Yuwono Sudharsono. Berdasarkan Permendikbud No. 72 Tahun 2012, GNI merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan. “Walaupun GNI baru 15 tahun berdiri, sudah banyak program kegiatan yang telah dilaksanakan dengan tiga pola bentuk kegiatan, yaitu kegiatan internal, kegiatan kerjasama, dan kegiatan yang di inisiasi dari masyarakat atau komunitas,” kata Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus Andre Sukmana, di kantornya, Kamis (30/01/2014). Ia mangatakan, kebudayaan memiliki peran penting, yaitu pelestarian. Oleh karena itu di dalam Undang-undang Cagar Budaya diterjemahkan dan disepakati bahwa pelestarian itu tidak hanya berhenti pada perlindungan, tetapi juga pada pengembangan dan pemanfaatan. Sehingga, kata Andre, tujuan dari GNI adalah untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan koleksi seni rupa sebagai sarana edukasi, kultural dan rekreasi, serta sebagai media peningkatan kreativitas dan apresiasi seni. GNI yang berlokasi di seberang Stasiun Gambir ini menyimpan, menghimpun, dan memamerkan karya seni rupa seperti lukisan, sketsa, grafis, patung, keramik, fotografi, seni kriya, dan seni instalasi. Saat ini GNI memiliki koleksi sekitar 1.785 karya seniman baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Dalam mempromosikan koleksi dan hasil karya tersebut, GNI memiliki kegiatan pameran sebagai salah satu kegiatan yang dilaksanakan. “Kita melakukan pameran-pameran di luar negeri dan kita juga aktif di forum-forum internasional, melalui konvensi, pertemuan-pertemuan para direktur Galeri Nasional se-Asia, serta juga terlibat di Internasional Komite Museum Sedunia,” ungkap Andre. Pendaftaran peserta pameran GNI dilakukan secara selektif, dengan penilaian melihat portofolio peserta melihat perjalanan pameran mereka di mana saja, mendapatkan penghargaan apa saja, hasil karya apa saja yang sudah dihasilkan, serta apa yang ditawarkan dari hasil karyanya. "Apakah ada sesuatu yang baru atau hasil karya yang lama," kata Andre. Dengan begitu, diharapkan pencitraan peserta pameran dipandang tinggi dan berkelas, serta meningkatkan nilai ekonomi hasil karya peserta. Andre menambahkan, walaupun dengan sistem yang selektif, GNI tidak inklusif sekali, karena Galeri Nasional hanya satu di Indonesia, karena itu harus ada program-program skala nasional. Program rutin dilakukan setiap dua tahunan seperti pameran seni nusantara, yang merupakan forum untuk mengakomodir potensi-potensi dari berbagai daerah. Jadi kita bisa menampilkan karya-karya dari berbagai daerah seperti Ambon, Papua, dan lain-lain. GNI memiliki lima kurator, yaitu terdiri dari Rizki A. Zaelani dari ITB, Suwarno Wisetrotomo dari ISI Yogyakarta, Citra Smara Dewi Dekan seni rupa IKJ, kemudian 2 dari independent, Kuss Indarto pengamat dan penulis dari Yogyakarta, dan Asikin Hasan dari Salihara. Durasi yang tawarkan untuk pameran minimal satu minggu dan maksimal satu bulan. "Kalau kita menerima sekian puluh program kegiatan pameran, maka durasi waktunya akan di bagi-bagi, ada yang satu minggu ataupun dua minggu dan satu bulan," jelas Andre. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat melihat hasil karya seni dalam waktu yang tidak singkat. Kegiatan lain dari GNI adalah melaksanakan preservasi, akuisisi dan dokumentasi, seminar, diskusi, workshop, performance art, pemutaran film atau video, festival, lomba, dan juga GNI memberikan pelayanan riset koleksi dan pemanduan untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Saat ini GNI sedang melakukan revitalisasi dan perbaikan-perbaikan infrastruktur. Diharapkan nantinya dapat dijadikan alternatif tempat presiden menerima tamu-tamu negara. “Karena di banyak dunia menggunakan Galeri Nasional sebagai pendekatan soft power melalui diplomasi budaya,” ungkapnya. (Seno Hartono)

Mendidik Anak Yang Tangguh

Mendidik Anak Yang Tangguh dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini :
  1. Kemandirian, orang tua hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mandiri dengan tujuan agar ia mampu membantu dirinya sendiri dalam semua aktifitas dan permasalahannya.
  2. Kemampuan memecahkan masalah, biarkan anak menemukan sendiri solusi dari masalahnya. Bagaimanapun orang tua harus menstimulasi anak untuk berfikir kreatif menemukan alternatif solusi.
  3. Motivasi, Motivasi yang di miliki anak menunjukkan adanya keinginan dan kemampuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
  4. Simpati dan rasa peduli, simpati mendorong anak merasakan apa yang dirasa orang lain atau menepatkan diri pada posisi orang lain.
  5. Kemampuan bersosialisasi, kemampuan bersosialisasi anak dengan lingkungannya juga menentukan ketangguhan. Dalam bersosialisasi anak akan menemukan berbagai masalah dan tantangan dari lingkungan.
  6. Keterampilan berkomunikasi, dibutuhkan seorang anak yang tangguh dalam menghadapi lingkungannya serta anak akan terhindar dari kesalahpahaman sehari-hari.
  7. Pola asuh, pola asuh terkait erat dengan ketangguhan seorang anak, termasuk bagaiman cara orang tua menstimulasi anak supaya terbiasa menghadapi masalah, tidak rentan atau mudah putus asa.

Guru Inspiratif

Guru Inspiratif memiliki kriteria sebagai berikut :
  1. Terus belajar, Seorang guru inspiratif akan senantiasa tertantang untuk mengikuti perkembangan ilmu demi meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya sebagai seorang guru.
  2. Kompeten, Kata kompetensi sekarang ini menjadi kata kunci penting dalam konsep pendidikan.
  3. Ikhlas, Guru yang mengajar bukan karena dilandasi oleh keikhlasan, tetapi semata-mata mencari nafkah, maka pekerjaannya sebagai guru akan dinilainya hanya dari segi capaian materi semata. Ia akan kehilangan semangat dan keluar dari niat awal menjadi guru.
  4. Spiritualis, Aspek ini menjadi aspek yang sangat penting yang mempengaruhi sisi inspiratif atau dampaknya seorang guru. Adanya sisi spiritualis ini akan semakin mengukuhkan dimensi inspiratif seorang guru.
  5. Totalitas, totalitas merupakan bentuk penghayatan dan implementasi profesi yang dilaksanakan secara utuh.
  6. Motivator dan Kreatif, banyak guru yang mengajar tidak menemukan motivasi dalam diri siswanya. Motivasi dalam diri siswa akan terbangun manakala siswa memiliki ketertarikan terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
  7. Pendorong Perubahan, guru inspiratif akan meninggalkan pengaruh kuat dalam diri siswanya. Mereka akan terus dikenang, menimbulkan spirit dan energi perubahan yang besar bagi kehidupan para siswanya.

Guru Profesional

Guru Profesional merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang pendidikan, guru yang memiliki kompetensi profesional perlu mempunyai antara lain : 
  1. Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran.
  2. Bahan ajar yang diajarkan.
  3. Pengetahuan tentang kerakteristik siswa.
  4. Pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan.
  5. Pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar.
  6. Penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran.
  7. Pengetahuan terhadap penilaian dan mampu merencanakan memimpin, guna kelancaran proses pendidikan.
Salah satu unsur pembentuk guru profesional adalah tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampauan menggunakan nalar.

Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Perhatian yang disisihkan untuk memperhatikan siswanya hanya sedikit.
  2. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit.
  3. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya.

Daftar Isi


Create your own banner at mybannermaker.com!
Diberdayakan oleh Blogger.
Topics :